Selasa, 19 Juli 2016

Teori Komunikasi Kelompok_Prinsip Dasar Komunikasi dalam Kelompok.

Komunikasi kelompok tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kelompok primer maupun sekunder adlah wahana untuk mewujudkan keinginan berbagi informasi. Didalamnya memiliki dua ciri yaitu norma dan peran. Norma merupakan persetujuan terhadap bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku. Terdapat 3 norma yaitu : norma sosial, procedural, dan tugas. Sedangkan peran merupakan pola perilaku yag diharapka dari setiap anggpta kelompok. Dua fungsi peran dalam kelompok yaitu : fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan.
Pengertian Komunikasi Kelompok.
Michael Burgoon & Michael Ruffer dalam bukuya Human Communication, A Revision Of Approaching Speech/Communication, member batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat membubuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (the face-toface interaction of three or more individuals, for a recognized prupose such as information sharing, self maintenance, or problem solving, such that the members are able to personal characteristics of the other members accurately). Tersappat empat elemen dalam definisi tersebut, yaitu interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat dalam intraksi, maksud dan tujuan yang dikehendaki, dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya. Face to face communication berarti anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan harus dapat mengatur feedback secara verbal atau non verbal kepada setiap anggotanya. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3-20 orang, jika melebihi 20 orang, memungkinkan kurangnya suatu interkasi yang cukup baik secara merata untuk semua anggota kelompok. Maksud dan tujuannya akan membawa beberapa tipe identitasi kelompok. Jika tujuanya berbagi informasi, maka yang dimaksud menanamkan pengetahuan (to impart knowledge). Jika tujuannya pemeliharaan diri (self-maintenance), lebih memusatkan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur dari kelompok tersebut. Elemen terkahir bermakna bahwa setiap kelompok secara tidak langsung berhubungan satu sama lain, maksud dan tujunnya juga telah terdefinisikan dengan jelas.
Ronald Adler & George Rodman dalam bukunya Understading Human Communication “Kelompok atau grup merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapau tujuan tertentu”. Terdapat 4 elemen dari definisi diatas yaitu : Interaksi, waktu, ukuran dan tujuan. Interaksi penting untuk melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah Coact, yaitu sekumpulang orang yang secara serentak terikat dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lainnya. Waktu, sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan secara kelompok yang memiliki karakteristik jangka waktu yang panjang. Ukuran/jumlah partisipan. Ada yang member 3-8 orang, 3-15 dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan tersebut, muncul konsep Small-ness. Kuantitas tidak diperlukan selama anggota mampu mengenal, member reaksi, melihat atau mendengar anggota lainnya.
Memahami Komunikasi dalam Kelompok.
Terdapat tiga tipe kelompok, yaitu :

1) Learning Group : Peningkatan pengetahuan atau kemampuan masing-masing anggotanya.

2) Growth Group : Membantu para anggota kelompok mengidentifikasi dan peduli terhadap permasalahan pribadi yang dihadapi.

3) Problem Solving Group : Memecahkan persoalan bersama yang dihadapi dalam kelompok.

Kewenangan tanpa diskusi, opini ahli, otoritas setelah diskusi dan kesepakatan merupakan metode pengambilan keputusan yang dilakukan dalam suatu kelompok. Dari keempat metode tersebut, tidak ada satu metode yang lebih unggul dari metode lainnya, artinya metode pengambilan keputusan yang paling efektif bergantung pada jumlah waktu yang tersedia, pentingnya keputusan yang akan dibuat dan kemampuan yang dimiliki pemimpin  kelompok.


Kepemimpinan merupakan salah satu peran yang penting dalam interaksi kelompok karena kepemimpinan ini akan menentukan kuantitas dan kualitas komunikasi dalam kelompok. Hasil dari tujuan kelompok dan keselarasan dalam kelompok. Ada delapan fungsi kepemimpinan menurut Burgoon, Heston dan McCroskey, yaitu : 

1)    Fungsi inisiasi : Dalam fungsi ini, seorang pemimpin perlu mengambil prakarsa untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, namun sebaliknya tugas pemimpin yang memberi pengarahan ataupun menolak gagasan-gagasan dari anggota kelompoknya yang dinilai tidak layak. Inisiatif dalam artii menciptakan ataupun menolak ide-ide baru baik yang berasal dari pimpinan itu sendiri ataupun dari anggota kelompoknya perlu untuk dilaksanakan, sebab pemimpin mempunyai tanggung jawab yang lebih besar terhadap keberadaan atau eksistensi kelompok yang dipimpinnya, disamping itu yang lebih penting adalah tanggung jawab untuk terlaksananya tujuan-tujuan kelompok.
2)    Keanggotaan : Salah satu bagian dari perilaku seorang pemimpin adalah memastikan bahwa dirinya juga merupakan seorang anggota kelompok. Perilaku tersebut dijalankannya dengan cara meleburkan atau melibatkan dirinya dalam kelompok serta melakukan aktivitas yang menekankan kepada interaksi informal dengan anggota kelompok lainnya.
3)    Representasi :  Seorang pemimpin tidak jarang harus melindungi dan mepertahankan para anggotanya dari ‘ancaman-ancaman’ yang berasal dari luar, inilah makna dari fungsi perwakilan dalam kepemimpinan kelompok. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menjadi wakil atau juru bicara kelompok di hadapan kelompok lainnya.
4)    Oganisasi : Dalam fungsi ini tanggung jawab terhadap hal-hal yang bersangkut paut dengan persoalan
organisasional seperti struktur organisasi, kelancaran roda organisasi dan deskripsi kerja ada ditangan seorang pemimpin, sehingga ia perlu memiliki bekal kemampuan mengelola organisasi yang tentunya lebih baik dibandingkan anggota kelompok lainnya.
5)    Intergrasi : Seorang pemimpin perlu mempunyai kemampuan untuk memecahkan ataupun mengelola dengan baik konflik yang ada dan muncul di kelompoknya. Dengan bekal kemampuan tersebut diharapkan seorang pemimpin dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk tercapainya penyelesaian konflik yang dapat memberikan kepuasan kepada semua anggota kelompok.
6)    Menajemen informasi internal : Pimpinan pada suatu waktu tentu harus memberi sarana bagi berlangsungnya pertukaran informai ini di antara para anggotanya dan juga mencari masukan-masukan tentang bagaimana sebaiknya kelompoknya harus merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kerjanya, inilah hasil penting dari fungsi manajemen informasi internal yang perlu ada dalam kepemimpinan kelompok.
7)    Penyaringan (gatekeeping) : Dalam fungsi ini, seorang pemimpin bertindak sebagai pemyering sekaligus manajer bagi informasi yang masuk dan keluar dari kelompok yang dipimpinannya. Fungsi tersebut dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi terjadinya konflik di dalam kelompok ataupun dengan kelompok lain, karena informasi yang ada dalam kelompok tersebut telah terseleksi.
8)    Fungsi Imbalan : Terakhir, dalam fungsi imbalan atau ganjaran, pemimpin melakukan fungsi evaluasi dan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh para anggotanya. Hal ini dilakukan pimpinan melalui imbalan-imbalan materi seperti peningkatan gaji, pemberian kenaikan pangkat jabatan, pujian ataupun penghargaan. Banyak anggota kelompok sangat sensitif terhadap kekuatan imbalan dari pimpinannya, sehingga pkerjaan ataupun tugas yang dilakukannya diarahkan untuk memperoleh imbalan tersebut.
Gaya dalam Kepemimpinan Kelompok.
Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai tingkat atau derajat pengendalian yang digunakan seorang pemimpin dan sikapnya terhadap para anggota kelompok (the degree of control a leader exercise and his attitudes toward group members). Gaya kepemimpinan dalam kelompok ini bisa dibagi dalam lima ciri, yaitu:

1)Authoritarian.
Dalam gaya authoritarian ini, seorang pemimpin adalah seorang pengendali (controler). Kata-kata yang diucapkannya adalah hukum atau peraturan dan tidak dapat diubah. Seorang pemimpin dalam gaya authoritarian ini, biasanya menyandarkan diri pada aturan-aturan, monopoli tindak komunikasi dan seringkali meniadakan umpan balik dari anggota lainnya. Kelompok yang menggunakan gaya kepemimpinan ini memiliki kemungkinan terorganisasi dengan baik dan produktif, namun hubungan antarpribadi (internal reletionship) di antara para anggota kelompok cenderung renggang dan antagonistik.

2)Bureaucratic.
Sedangkan dalam gaya kepemimpinan birokratik, pimpinan bertindak sebagai pengawas atau sepervisor dan mengkoordinasikan aktivitas kelompok. Pedoman dari gaya kepemimpinan ini adalah ‘organisasi’, bukan diri seorang pemimpin seperti yang ada dalam gaya authoritarian. Seorang pemimpin birokratik memandang hubungan sosial sebagai hal yang tidak dikehendaki, karenanya ia lebih suka menjauhkan dan tidak memperhatikan persoalan-persoalan antarpribadi yang dihadapi para anggotanya. Pemimpin birokratik cenderung berkomunikasi melalui saluran tertulis secara resmi. Kelompok yang memakai gaya kepemimpinan ini akan lebih produktif sebab segala sesuatunya terorganisasi dengan baik, namun ada kecenderungan dari anggota kelompok untuk bersikap apatis.

3) Diplomatic.
Pemimpin yang menggunakan gaya diplomatik adalah seorang manipulator,artinya ia melaksanakan kepemimpinannya supaya menjadi pusat perhatian para anggota kelompoknya. Pemimpin yang diplomatis cenderung untuk sedikit menggunakan kontrol atau setidaknya lebih halus dalam memakai kontrol tersebut dan lebih luwes dibanding pemimpin authoritarian. Ia tidak terpaku terhadap satu aturan khusus dan karenanya lebih bebas untuk menggunakan strategi-strategi tertentu guna memanipulasi orang lain. Dengan demikian, pemimpin diplomatik terbuka dengan adanya sarana dan umpan balik yang demokratis dari anggota kelompoknya.

4) Democratic.
Dalam gaya kepemimpinan demokratik, pemimpin tidak banyak menggunakan kontrol apabila dibandingkan dengan ketiga gaya kepemimpinan sebelumnya. Pemimpin demokratik mengharapkan seluruh anggotanya untuk berbagi tanggung jawab dan mampu mengembangkan potensi kepemimpinan yang dimilikinya. Pemimpin yang demokratik, memiliki kepedulian terhadap hubungan antarpribadi maupun hubungan tugas di antara para anggota kelompok. Meskipun nampaknya kurang terorganisasi dengan baik, namun gaya ini dapat berjalan dalam suasana yang rileks dan memiliki kecenderungan untuk menghasilkan produktivitas dan kreativitas, karena gaya kepemimpinannya ini mampu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki para anggotanya.

5) Laissez-faire
atau group centered. Gaya ini tidak berdasarkan pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya. Tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbangan pemikiran dari anggota kelompoknya. Jika tidak ada yang mengendalikannya, kelompok yang memakai gaya ini akan menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif dan anggotanya akan apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Walau begitu, dalam situasi tertentu khususnya dalam kelompok terapi, gaya kepemimpinan laissez-faire ini adalah yang paling layak dan efektif dari gaya-gaya kepemimpinan terdahulu.


Metode Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok.
1. Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.

2. Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

3. Kewenangan Setelah Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.

4. Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan  metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai.
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi  ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan.

Foto Objek Malam


Foto Olahraga

Foto Pernikahan

Foto Wild Life


Foto Model


Selasa, 14 Juni 2016

Teori Komunikasi Antarpribadi. Modul 2 "Memahami Hubungan Antarpribadi"

Hubungan antarpribadi memainkan peran penting dalam membentuk kehidupan kita. Orang memerluka hubungan antarpribadi terutama untuk dua hal, yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency). Teori-teori yang menjelaskan berkembangnya suatu hubungan antara lain adlah self disclosure, yaitu proses mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain dan sebaliknya. Teori lain, yaitu social penetration mengemukakan bahwa bahwa orang saling mengenal atau memahami melalui tahap mengungkapkan informasi yang superficial sampai kepada informasi yang pribadi. Sementara Steven Duck dengan pendekatan process view menyatakan bahwa hubungan tidak berkembang, dan hubungan dapat sekaligus stabil dan memuaskan. Sedangkan teori social exchange mnenjelaskan bahwa orang sebenarnya mneggunakan prinsip ekonomi dalam suatu hubungan. Yaitu dengan mempertimbangkan kontribusi dan pengaruhnya terhadap kontribusi oranglain dalam hubungan tersebut. Kanp merumuskan model tahapan hubungan yang menunjukkan bahwa orang mempertimbangkan untuk menuju hubungan yang lebih akrab dengan orang lain. Akhirnya Duck kembali mengemukakan bahwa hubungan antarpribadi dapat berakhir dan biasanya melalui tahap-tahap intra psikis, tahap dyadic, tahap social, dan tahap grave dressing.

Teori Komunikasi Antarpribadi. Modul 2 "Memahami Orang lain dalam Komunikasi"

Komunikasi pribadi yang efektif juga mensyaratkan kita untuk lebih memahami orang lain. Memahami orang lain ini ditujukan untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty reduction) dan perbandingan sosial (social comparison) terutama bagi yang baru saling mengenal. Proses mempresepsi orang lain mencangkup implicit personality theory. Proses atribusi, dan response sets. Implicit personality theory mengasumsikan kita sebagai psikolog amatir yang mneggunakan perangkat psikologi untuk mempresepsi orang lain. Proses atribusi mencoba untuk mengenali penyebab atau pengendali atas suatu peristiwa kepada seseorang atau sesuatu. Sedangkan reponse sets adalah predisposisi tertentu yang dilakukan untuk menanggapi orang lain.

Upaya untuk mempengaruhi presepsi oranglain terhadap diri kita telah membuat kita menerapkan sejumlah strategi. Impression management mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk mengarahkan presepsi orang lain terhadap dirinya. Rethorical sensitivity mengajarkan orang untuk peka terhadap diri sendiri, situasi terutama orang lain. Atributional respon adalah cara lain dari penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita sebagai reaksi atas tindakan oranglain. Sedangkan antarpribad adalah tanggapan atau reaksi atas perilaku orang lain.

Teori Komunikasi Antarpribadi. Modul 2 "Memahami Diri Pribadi dalam Komunikasi"

Dalam komunikasi antarpribadi, memahami diri pribadi merupakan suatu syarat yang mendasar. Diri pribadi biasanya pusat dari proses komunikasi dan dengan memahami diri pribadi, kita akan lebih memahami komunikasi yang kita lakukan.
Upaya kita untuk memahami diri pribadi ini disebut presepsi, dimana melalui indra yang dimiliki, kita menangkap informasi atas objek tertentu. Melalui alat pikir dan logika, kita merepreentasikan informasi yang telah kita peroleh melalui pengindraan. Proses ini memiliki subjektifivas tinggi dan beberapa kelemahan didalamnya. Presepsi memiliki sifat-sifat : pengalaman selektif, penyimpulan, tidak akurat dan evaluative.
Sementara itu elemen-elemen presepsi adalah sensasi/pengindraan, harapan, bentuk dan latar belakang, perbandingan, konteks. Dari elemen-elemen kita dapat menemukan pola, yaitu bentuk pengorganisasian  yang menciptakan suatu kesatuan yang utuh.
Langkah pertama dalam presepsi adalah menyadari diri kita sendiri yaitu mengungkapkan apa dan siapa kita ini. Beberapa elemen yang membentuk kesadaran diri adalah konsep diri, self esteem, dan multiple selves. Sementara itu, kesadaran diri juga merupaka proses yang akan terus-menerus berubah dan berkembang sepanjang hidup kita. Adapaun konsep-konsep yang mempengaruhi perkembangan kesaran  dan diri ini adalah “reflexive self, social self, dan becoming self”.
(1) Reflexive self : kesadaran diri kita bersifat dua arah. Apabila kita memandang kedalam cermin, kita tidak hanya melihat diri kita. Tetapi juga melihat diri kita (yang dipantulkan oleh cermin) yang sedang memandang kita. Kita berpresepsi bahwa diri kita terlibat dalam presepsi diri.
(2) Social self : menggunakan orang lain sebagai criteria utuk menilai konsep diri kita. Ini juga sama seperti “looking glass self” yang menggambarkan bagaimana kita mengembangkan konsep diri melalui interaksi. Dalam interaksi, reaksi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita, dan kemudia kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita seiring dengan meningkatknya interaksi sosial yang sesuai. Hal ini membuat kita menjadi lebih efektif dalam komunikasi antarpribadi.

(3) Becoming self : perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastic, melainkan secara gradual melalui aktivitas sehari-hari kita.

Teori Komunikasi Antarpribadi. Modul 2 "Dimensi-Dimensi Pribadi dan Relasional"

Secara uum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus menerus. Komunikasi adalah suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbale  balik. Sedangkan makna, sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut.
Terdapat 6 karakteristik yang menentukan apakah suatu kegiatan atau tindakan dapat disebut sebagai komunikasi atarpribadi atau tidak menurut Judy C. Pearson (1983).
(1) Dimulai dengan diri sendiri (self). Presepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari kita sendiri, artinya dibatasi oleh pengalaman kita sendiri.
(2) Bersifat interaksional. Mengacu pada tindakan pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.
(3) Melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut.
(4) Mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
(5) Melibatkan pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi.
(6) Komunikasi antarpribadi tidak dapat diulang. Apabila kita salah mengucapkan mungkin kita bisa meminta maaf atau diberi maaf.
“Individu dalam Komunikasi Antarpibadi”
Letak Lokus Psikologis.
Proses psikologis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam komunikasi antarpribadi. Komuikasi adlah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak dalam suatu tempat individu, dan tidak mungkin di=apat diamati secara langsung. Lokus psikologis dari komunikasi mengasumsikan individu memiliki dua dimensi diri, yaitu : Internal dan Eksternal.

 Hal ini terjadi karena dalam komunikasi antarpribadi kita mencoba menginterpretasika makna yang menyangkut diri kita sendiri, diri oranglain dan hubungan yang terjadi. Fungsi  psikologis dari komunikasi adalah untukmenginterpretasikan tanda-tanda melalui tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Kita akan melakukan seleksi terhadap mana yang “palsu” dan mana yang “asli”. Kesemuanya terjadi melalui satu proses pikir yang melibatkan penarikan kesimpulan. Dalam komunikasi antarpribadi, masing-masing individu secara simultan akan menggunakan tiga tataran yang berbeda, yaitu : Presepsi, Metapresepsi, dan Metametapresepsi. Ketiga tataran ini akan mempengaruhi sepanjang proses komunikasi.

Senin, 13 Juni 2016

Memahami Teori Komunikasi. Modul 1 "Empat Prespektif dalam Ilmu Komunikasi"

Terdapat 4 prespektif yang mendasari pengembangan teori komunikasi. Keempat prespektif tersebut adalah : Covering laws (hukum), Rules (aturan), System Theories (teori sistem), dan symbolic Interactionism (simbolik interaksionisme).
Prespektif “Covering Laws” berlandaskan pada prinsip “Sebab-Akibat” atau hubungan kausal. Prespektif “Rules” berdasarkan prinsip praktis bahwa manusia aktif memilih dan mengubah aturan yang menyangkut kehidupannya. Prespektif “System Theories” mempunyai empat ciri :
(1)   Sistem adalah suatu keseluruhan yang teriri atas bagian-bagian/unsur-unsur dengan karakterisiknya masing-masing.
(2)   Sistem berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah.
(3)   Sistem hadir sebagai reaksi atas lingkungan
(4)   Sistem merupakan koordinasi dari hierarki.

Prespektif “Simbolik Interaksionisme” member penekanan pada penelaahan interaksi serta maknanya.

Memahami Teori Komunikasi Modul 1 "Komponen Konseptual dan Jenis-jenis Teori Komunikasi"

 Terdapat 15 komponen konseptual yang dapat dijadikan sebagai fokus dalam menganalisis fenomena komunikasi (Frank E.X. Dance, 1976), yakni :
(1)   Simbol/tanda : Komunikasi adlah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hoben, 1954).
(2)   Pengertian/pemahaman : Suatu proses dimana kita bisa memahami dan dipahami oranglain. Proses yang dinamis secara konstan bisa berubah sesuai situasi yang berlaku (Andreson, 1959).
(3)   Interaksi/hubungan sosial : Interaksi juga dalam tingkatan biologis. Suatu perwujudan komunikasi, tanpanya tindakan kebersamaan tidak akan terjadi (Mead, 1963).
(4)   Pengurangan rasa ketidakpastian : Komunikasi didorong timbul oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Barnlund, 1964).
(5)   Proses : Penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain emelalui penggunaan symbol seperti kata-kata, gambar, angka, dll (Berelson & Steiner, 1964)..
(6)   Penyampaian/pertukaran : Komunikasi menunjuk kepada apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan, atau menunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan.
(7)   Menghubungkan/menggabungkan : Proses yang menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya (Reusch, 1957).
(8)   Kebersamaan : Proses yang membuat semula dimiliki seseorang menjadi dimiliki dua orang atau lebih (Gode, 1959).
(9)   Saluran/alat : Komunikasi adlah alat pengiriman pesan kemiliteran pemerintah/order, dll. Seperti “Telegraf, Telepon, Radio, Kurir,dll” (American College Dictionary).
(10)                       Replikasi memori : Proses mengarahkan perhatian seseorang dengan tujuan mereplikasi memori (Cartier & Harwood, 1953).
(11)                       Tanggapan diskriminatif : Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari suatu organisasi terhadap suatu stimulus (Stevens 1950).
(12)                       Stimuli : Tindakan Komunikasi sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap penerima (Newcomb, 1966).
(13)                       Tujuan/kesengajaan : Penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak pertama (Miller, 1966).
(14)                       Waktu/situasi : Suatu transisi dari suatu keseluruhan struktur situasi ke situasulain sesuai pola yang diinginkan (Sondel, 1956).
(15)                       Kekuasaan/kekuatan  : Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan (Schacter, 1951).
Berdasarkan metode penjelasa dan cakupan objek pengamatannya, teori komunikasi terdiri dari dua kelompok.
Pertama, teori-teori umum yang mencakup :
Teori fungsional dan struktural : Adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya secara struktur yang berada diluar diri pengamat. Seorang pengamat adalah bagian ddari sturktur dan cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yang berada diluar dirinya.
 Teori behavioral dan kognitif : Teori yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan dan behavioralis lainnya yang cenderung memusatkan pengamatan pada diri manusia secara individual. Teori ini mengutamakan “verieble analytic” (alanisis variabel), mengidentifikasikan variable kognitif yang dianggap penting serta mencari hubungan korelasi diantara variable. Menurut pandangan teori ini, sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berpikir, dan fungsi “bio-neural” dari individu. Karena itu variable penentu yang mmegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahaasa) biasanya berada diluar control dan kesadaran orang tersebut.
Teori konvensional dan interaksional : kehidupan sosial merupakan suatu proses yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan tertentu. Teori ini dianggap sebagai perekat masyarakat (glue ofsociety). Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan “interaksionisme simbolis” (symbolic interactionism) sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Teori ini melihat struktur sosial sebagai produk iteraksi. Fokusnya bukan terhadap struktur tetapi bagaiana bahasa yang dipergunakan untuk membentuk struktur sosial, serta bagaimana bahasa dan symbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Menurut teori ini, makna dasarnya kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Sifat objektivitas dari makna adalah relative dan temporer.
Teori kritis dan interpretif : Pendekatan teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat prespektif dan keputusan-keputusan absolute tentang fenomena yang diamati. Yang hanya bersifat tentative dan relative. Sedangan pendekatan teori kritis (critical theories) cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolute, prespektif dan juga politis sifatnya.

Kedua, teori-teori kontekstual yang meliputi teori-teori mengenai komunikasi intrapribadi (komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang), komunikasi antarpribadi (komunikasi yang bersifat pribadi antarperorangan), komunikasi kelompok (komunikasi yang terjadi antara orang-orang didalam kelompok), komunikasi organisasi (komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi melibatkan formal dan informal komunikasi), dan komunikasi massa (komunikasi yang ditujukan untuk khalayak yang lebih besar).

Memahami Teori Komunikasi Modul 1 "Pengertian tentang Ilmu dan Teori dalam Komunikasi"

Ilmu Komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang system, proses, dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Sementara itu, teori komunikasi menunjuk pada konseptualisasi atau penjelasan logis mengenai fenomena paristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia.
Penjelasn dalam teori didasarkan atas 3 macam prinsip keperluan : Keperluan kasual, keperluan praktis, dan keperluan logis. Berdasarkan fokusnya, penjelasan dalam teori terdiri atas dua kategori : Person centered dan situation centered.
Secara  umum, teori mempunyai 9 fungsi, yakni :
Mengorganisasikan dan menyimpulkan : Mengamati realitas kita tidak boleh melakukannya sepotong-potong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal yang terjadi dalam kehidupan. Kesimpulan pola dan hubungan yang ditemukan mendapatkan hasil berupa teori sebagai dasar studi berikutnya.
 Memfokuskan : Aspek dari suatu objek harus jelas fokusnya, menjelaskan tentang suatu hal bukn banyak hal.
Menjelaskan : Membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Tidak hanya memahami pola dan hubungan tetapi juga menginterpretasikan peristiwa tertentu.
Mengamati : Teori tidak hanya menjelaskan apa yang yang sebaiknya diamati, tetapi juga member petunjuk bagaimana cara mengamatinya. Teori yang baik berisikan konsep operasional yang bisa dijadikan untuk mengamati hal yang rinci berkaitan dengan elaborasi teori.
Membuat prediksi : Prediksi adalah suatu perkiraan atas apa yang akan terjadi sebagai gambaran apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercerminkan dimasa sekarang.
Heuristic : Aksioma umum mengatakan, teori yang terbaik adalah teori yang mampu merangsang penelitian sebagai upaya meragsang penelitin selanjutnya.
Komunikasi : Teori seharusnya tidak menjadi monopoli sipenciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritikan-kritikan sebagai cara untuk memodifikasi dan penyempurnaan teori.
Kontrol/mengawasi : Sifatnya normative. Asumsi teori dapat berkembang menjadi norma atau nilai yang dipegang dalam kehidupan. Teori sebagai pengendali’pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.
Generatif : Fungsi generative menonjol dikalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan interpretatif dan teori kritis. Teori ini juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan cultural serta untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
 Pengembangan teori meliputi empat tahapan :
 (1) Mengembangkan Pertanyaan “Developing Questions”
(2) Menyusun Hipotesis ”Forming Hypotheses”
(3) Menguji Hipotesis “Testing The Hypotheses”
(4) Memformulasikan Teori “Formulating Theory”
Untuk mengevaluasi kesahihan teori ada lima patokan yang dapat dipergunakan yakni : Cakupan teoritis, kesesuaian, heuristic, validitas, dan parsimony (kesederhanaan).

Memahami Teori Komunikasi. Modul 1 "Pendekatan-pendekatan Keilmuan"

Ilmu Komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang berssifat multi displiner. Disebut demikian karena pendekatan yang digunakan menyangkut berbagai bidang keilmuan (disiplin) lainnya, seperti linguistic, sosiologi, psikologi, antropologi, politik dan ekonomi.




“ Pendekatan-pendekatan Keilmuan “
Pendekatan-pendekatan keilmuan dalam masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya, dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok atau aliran pendekatan. Ketiga kelompok tersebut adalah pendekatan scientific (ilmiah-empiris), pendekatan humanistic (humaniora-interpretatif), serta pendekatan social sciences (ilmu-ilmu sosial).
Pendekatan yang pertama menekankan pentingnya objektivitas yang didasarkan atas standarisasi observasi. Pendekatan ini juga membuat pemisahan yang tegas antara known dan knower. Pendekatan ini lazim digunakan dalam ilmu-ilmu eksakta. Pendekatan kedua mengasosiasikan ilmu dengan prinsip “objektivitas”. Ilmu,menurut pendekatan ini merupakan suatu hasil interpretasi subjektivitas yang berada dalam diri peneliti (in here). Menurut aliran ini, pihak peneliti (knower) tidak boleh memisahkan diri dari objek yang ditelitinya (known). Pendekatan ini lazim digunakan dalam ilmu-ilmu yang mempelajari sejarah, kebudayaan, system nilai, kesenian, dan pengalaman pribadi. Pendekatan ketiga, merupakan gabungan atau kombinasi dari pendekatan pertama dan kedua. Pendekatan ketiga inilah yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan sosial, termasuk ilmu komunikasi. Dalam perkembangan sekarang ini, pendekatan yang ketiga ini terbagi dalam dua kubu : Ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science) dan ilmu pengetahuan sosial (social science).

Minggu, 12 Juni 2016

Analisis Film “ SUDUT KEHIDUPAN “

“ Sudut Kehidupan” adalah sebuah karya film Mahasiswa/I Akademi Komunikasi Media Radio TV & Periklanan yang diproduseri oleh Yulia Syahadah Barenda dan disutradarai oleh Yosephine Eunike Larasati, merupakan cerita yang mengandung pembelajaran dan makna kehidupan yang berarti. Pemerannya terdapat seorang ibu bernama Salihatun yang tinggal didaerah Kranji Baru. Ibu berusia 33th ini memiliki dua orang putra. Putra pertama bernama Misbahudin yang biasa dipanggil Ikbal. Ikbal bersekolah disalah satu SMK Swasta di Bekasi, dan putra kedua bernama Dimas berumur 9th dan masih duduk di Sekolah Dasar. Pak Slamet adalah suami dari Ibu Salihatun yang bekerja sebagai kuli bangunan. Tentunya dengan penghasilan yang tidak terbilang dapat mencukupi semua kebutuhan keluarganya, membuat Salihatun membantu mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan berjualan pecel keliling menggunakan sepedah yang terdapat alat tambahan sebagai tempat untuk pecel yang dijual dibagian belakang sepedah. Ibu dua orang anak ini menjadi penjual pecel keliling membantu suami berjuang untuk melanjutkan hidup juga demi buah hati yang harus tetap melanjutkan pendidikannya hingga tamat sekolah. Berharap agar bisa menjadi buah hati yang membanggakan dan dapat membangun derajat kedua orangtuanya. Berbelanja menyiapkan bahan-bahan untuk membuat pecel, memproses bahan-bahannya dari yang masih berbentuk utuh lalu dipotong sesuai ukuran untuk memperindah bentuk, dicuci berkali-kali hingga bersih, diberi bumbu agar lebih sedap saat telah jadi untuk dinikmati adalah keseharian Salihatun dalam bekerja. Pekerjaannya juga sebagai persamaan hidup. Saat manusia yang polos dan ditakdirkan tidak satupun dari mereka memiliki kesempurnaan, maka akan ada proses dimana manusia tersebut berusaha untuk memperbaiki diri agar lebih baik dari sebelumnya. Banyaknya cobaan berarti menjadi bumbu dalam kehidupan agar bisa lebih bijaksana dalam hidup dan menjadikan pribadi yang kuat, tegar dapat menjadi contoh sebagai hasil dari pengalaman yang dilewati. Begitu besar pengorbanan dan ujian hidup yang dihadapi keluarga Salihatun tetapi tidak membuat mereka lupa akan nikmat pemberian ALLAH SWT yang masih lebih besar dibandingkan ujian yang mereka hadapi. Dan menggantungkan segala harapan kepada Tuhan adalah hal yang tidak pernah ia lepaskan karena hanya itulah yang menjadi penguat hati Salihatun bahwa suatu saat perjuangannya tidak akan sia-sia dan hasil jeri payahnya akan terbalas apabila putra-putranya kelak berhasil. Karena salah satu hal kebaikan yang dapat kita petik dari seorang Salihatun adalah “ Keluarga adalah hal terindah yang tidak dapat dibeli oleh apapun. Kebersamaan dengan mereka adalah momen yang TIDAK TERNILAI “. Itulah sebabnya Salihatun tidak lupa bersyukur kepada nikmat yang diberikan untuknya.

Film ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi mereka yang terus mengeluh akan kekurangan yang mereka rasakan. Tanpa disadari bahwa masih banyak orang-orang kurang beruntung yang menginginkan keadaan yang kita miliki saat ini. Karya ini juga menjadi gambaran bagi anak-anak yang memiliki kelebihan dalam kehidupan keluarganya agar tidak menyepelekan perjuangan orangtua dalam menghidupi dan mencukupi semua kebutuhan mereka. 

PENJELASAN BAHAN DAN ALAT CUCI FOTO MANUAL

Fotografi kini telah memasuki era yang sangat modern dengan kecanggihan yang serba digital, baik dalam pengambilan gambar maupun saat proses pencetakan. Perlu diketahui bahwa hal yang mendasar dalam dunia fotografi juga tidak klah penting untuk kita pelajari sehubungan dengan wawasan kita dalam menguasai dunia fotografi. 
Kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam proses mencuci foto secara manual.

Pertama adalah alat-alat yang di butuh kan untuk proses cetak manual, yaitu :

1. Kamar Gelap
Sebuah kamar yg kedap cahaya.sedikit saja cahaya mampu menembus kamar gelap kita, akan mempengaruhi hasil. agar bener2 kedap lapisilah seluruh ruangan dengan kertas hitam.jangan lupa pasang exhause karna obat2 an cuci cetak adalah racun.


2. Enlarger Set
yaitu sebuah proyektor khusus untuk mencetak foto, dimana alat tersebut di gunakan untuk membakar kertas foto dengan cahaya. cahaya dari enlarger akan diproyeksikan film ke arah kertas foto,sehingga gambar dalam film yg tertembus cahaya akan tercetak di kertas foto tersebut.




3. Wadah Plastik 3 Buah
Wadah yg digunakan bisa dari apa saja yg penting ukuran wadah mampu untuk merendam seluruh kertas foto.gunakan yg berbahan plastik agar obat2 an tidak bereaksi secara kimia.


4. tabung cuci film
alat tersebut berbentuk tabung dan kedap cahaya.sudah dilengkapi dengan rel khusus yg didesain untuk film,agar film yg di rendam tidak saling menempel(maaf ga ada fofotnya)



5. penjepit
untuk mengangkat film dari wadah setelah perendaman agar tangan kita tidak perlu menyentuh obat2 an




6. termometer


Anda tahukan es batu ? Es batu merupakan air yang membeku. Es batu ...

7. es batu


8. air bersi


9. jepitan baju


10. obat2an cetak foto yg terdiri dari developer, Stop Bath dan Fixer.




  • Developer adalah obat pengembang. Saat kita menyinari film, terjadilah perubahan dalam emulsi, yakni setiap butir perak bromida yag terkena cahaya penyinaran berubah secara tidak nyata/terpendam. setelah film yang disinari itu dimasukkan kedalam obat pengembang, maka perak bromida berubah menjadi perak logam dam munculah gambar hitam. Developer yang saya gunakan adalah Micro-MF dan SuperBrom. Developer juga bisa Anda temukan berbagai macamnya seperti : Amidol, Kodak D76, Kodak DK50, Gevaert G20E, Kodak DK15, Kodak DK20, Gevaert 224, Mogranol, Super D,dll.

  • Stop Bath adalah obat penghambat. Setelah film dikembangkan, terjadi perubahan butir-butir perak logam, sebelumny sangat kecil, berkembang menjadi besar. pengembangan akan terus terjadi hingga dihentikan menggunakan obat penghambat/Stop Bath. Sb berfungsi untuk menghentikan sekaligus membersihkan  film dari sisa-sisa obat pegembang. Perak bromida yang tidak terkena cahaya dan tidak diolah oleh obat pengembang dengan sendirinya larut dalam StopBath. SB yang saya gunakan kali ini adalah Larutan air dengan Asam Cuka. Berbagai jenis SB yaitu : Kodak Sb-4, Kalium Metabisulfit.






  • Fixer adalah obat penetap, film yang sudah dikembangkan kemudian diproses dengan obat penetap untuk membersihkan emulsi dari sisa-sisa perak bromida yang tidak terkena cahaya penyinaran dan tidak diolah oleh obat pengembang. Sisa perak bromida yang tidak diperlukan itu harus dilenyapkan dengan obat penetap ( Fixer ) sampao bersih sehingga gambar yang dibangun oleh butir-butir perak bromida dengan obat pengembang tidak dapat berubah lagi bila terkan cahaya. Fixer yang saya gunakan yaitu Acifix. Macam Fixer lainnya juga dapat Anda gunakan seperti : Kodak F24, Kodak F5, da Gavaert G 301A. 
langkah selanjutnya setelah semua alat tersedia:

1. larutkan developer dan fixer dengan air bersih sesuai kebutuhan.jangan dicampur.pisahkan wadahnya atara kedua obat tersebut.baca aturan pakai yg tertera di wadah.masing2 obat beda aturan pakainya.ikuti saja yg tertulis di wadahnya masing2.

untuk newbie sebaiknya jangan bikin aturan sendiri karena untuk melakukan percobaan harus hapal karakter dari obat yg kita beli.so ikutin aja aturannya.

2. masukan developer ke dalam tabung cuci film. sampai kira2 seluruh film terendam semua.kemudian rendam tabung tersebut di dalam wadah yg sudah diberi es batu untuk mendapatkan suhu developer menjadi kurang lebih 4derajat C, sebab untuk mendapatkan hasil cuci film terbaik, suhu developer harus kurang elbih 4 derajat C .letakkan termoeter untuk mengecek suhu developer.fixer tidak perlu didinginkan

3. sembari menungu suhu developer turun, kita siapkan filmnya.keluarkan film dari roll film sedikit saja.asal cukup untuk di pegang.umumnya, ketika kita menggulung film setelah selesai memotret, di gulung sampai habis dan seluruh film masuk dalam roll.cara mengeluaarkan film dari roll yaitu bisa di buka langsung tutup atasnya di dalam kamar gelap.atau dengan mencabut keluar

untuk mencabut keluar, kita butuh film bekas sepanjang kurang lebih 20 cm panjangnya.
masukan filem bekas tersebut ke dalam roll film.kemudian gulung film nya dengan memutar pin yg ada di bagian film.
untuk memutar pun gak sembarangan.pastikan arah putaran searah dengan arah gulungan film dalam roll.setelah film bekas tersebut mau ikut tergulung, gulung terus sampai habis,tapi sisakan sedikit untuk mencabut.nah cabut dengan cepat film bekas tersebut, en wala,... film dalam roll akan ikut tercabut.


pilih cara yg paling gampang.en kalo aku prefer dengan mencabut.

4. nah fase selanjutnya kita harus masuk kamar gelap.gulung film ke rel yg ada di tabung.
dalam hal ini kemampuan tangan mutlak diperlukan coz kita ga bisa melihat nya.jadi di butuhkan keahlian khusus juga.latihan aja pasti bisa.setelah selesai, masukan rel yg sudah terpasang filmnya ke dalam tabung.

5. masukan developer yg sudah bersuhu 4 derajat.
rendam film dengan developer selama satu menit, kemudian lagukan agitasi, yaitu membalik-balik tabung dengan persaan selama satu menit agar obat terkocok di dalam tabung.
setelah itu biarkan lagi satu menit,kemudian agitasi lagi semenit.lakukan terus sampai waktu yg diperlukan.

nah berapa waktu yg di perlukan tergantung merk film.lihat aja di dos filmnya, disitu tertulis brapa lama kita melakukan proses cuci tersebut.

6. setelah agitasi selesai, keluarkan developer ganti dengan larutan fixer.rendam film dengan fixer kurang lebih 20 menit.cetelah itu film sudah boleh terkena cahaya.kemudian keluarkan film, cuci dengan air bersih.yang paling bagus, cuci pada air mengalir.setelah film bersih dari obat, yg di tandai dengan permukaan film yg keset waktu di gosok, gantung film sampai kering.