Minggu, 12 Juni 2016

Analisis Film “ SUDUT KEHIDUPAN “

“ Sudut Kehidupan” adalah sebuah karya film Mahasiswa/I Akademi Komunikasi Media Radio TV & Periklanan yang diproduseri oleh Yulia Syahadah Barenda dan disutradarai oleh Yosephine Eunike Larasati, merupakan cerita yang mengandung pembelajaran dan makna kehidupan yang berarti. Pemerannya terdapat seorang ibu bernama Salihatun yang tinggal didaerah Kranji Baru. Ibu berusia 33th ini memiliki dua orang putra. Putra pertama bernama Misbahudin yang biasa dipanggil Ikbal. Ikbal bersekolah disalah satu SMK Swasta di Bekasi, dan putra kedua bernama Dimas berumur 9th dan masih duduk di Sekolah Dasar. Pak Slamet adalah suami dari Ibu Salihatun yang bekerja sebagai kuli bangunan. Tentunya dengan penghasilan yang tidak terbilang dapat mencukupi semua kebutuhan keluarganya, membuat Salihatun membantu mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan berjualan pecel keliling menggunakan sepedah yang terdapat alat tambahan sebagai tempat untuk pecel yang dijual dibagian belakang sepedah. Ibu dua orang anak ini menjadi penjual pecel keliling membantu suami berjuang untuk melanjutkan hidup juga demi buah hati yang harus tetap melanjutkan pendidikannya hingga tamat sekolah. Berharap agar bisa menjadi buah hati yang membanggakan dan dapat membangun derajat kedua orangtuanya. Berbelanja menyiapkan bahan-bahan untuk membuat pecel, memproses bahan-bahannya dari yang masih berbentuk utuh lalu dipotong sesuai ukuran untuk memperindah bentuk, dicuci berkali-kali hingga bersih, diberi bumbu agar lebih sedap saat telah jadi untuk dinikmati adalah keseharian Salihatun dalam bekerja. Pekerjaannya juga sebagai persamaan hidup. Saat manusia yang polos dan ditakdirkan tidak satupun dari mereka memiliki kesempurnaan, maka akan ada proses dimana manusia tersebut berusaha untuk memperbaiki diri agar lebih baik dari sebelumnya. Banyaknya cobaan berarti menjadi bumbu dalam kehidupan agar bisa lebih bijaksana dalam hidup dan menjadikan pribadi yang kuat, tegar dapat menjadi contoh sebagai hasil dari pengalaman yang dilewati. Begitu besar pengorbanan dan ujian hidup yang dihadapi keluarga Salihatun tetapi tidak membuat mereka lupa akan nikmat pemberian ALLAH SWT yang masih lebih besar dibandingkan ujian yang mereka hadapi. Dan menggantungkan segala harapan kepada Tuhan adalah hal yang tidak pernah ia lepaskan karena hanya itulah yang menjadi penguat hati Salihatun bahwa suatu saat perjuangannya tidak akan sia-sia dan hasil jeri payahnya akan terbalas apabila putra-putranya kelak berhasil. Karena salah satu hal kebaikan yang dapat kita petik dari seorang Salihatun adalah “ Keluarga adalah hal terindah yang tidak dapat dibeli oleh apapun. Kebersamaan dengan mereka adalah momen yang TIDAK TERNILAI “. Itulah sebabnya Salihatun tidak lupa bersyukur kepada nikmat yang diberikan untuknya.

Film ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi mereka yang terus mengeluh akan kekurangan yang mereka rasakan. Tanpa disadari bahwa masih banyak orang-orang kurang beruntung yang menginginkan keadaan yang kita miliki saat ini. Karya ini juga menjadi gambaran bagi anak-anak yang memiliki kelebihan dalam kehidupan keluarganya agar tidak menyepelekan perjuangan orangtua dalam menghidupi dan mencukupi semua kebutuhan mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar